Catatan Sejarah di Laga Kontra Vietnam
Hasil positif diraih oleh Timnas Indonesia di kelanjutan Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Kedua. Berhadapan bersama Vietnam, Ivar Jenner dan kolega sukses mengakhiri pertarungan sengit bersama skor tipis 1-0. Menyadur laman Suara.com terhadap Jumat (22/3/2024), cuma satu gol yang tercipta terhadap pertandingan yang berjalan di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu diciptakan oleh Egy Maulana Vikri terhadap menit ke-52. Namun, tahukah bahwa ternyata Timnas Indonesia tak cuma sukses mengamankan 3 poin saja terhadap pertandingan tersebut.
Setidaknya, ada tiga histori yang dipatahkan oleh anak asuh Shin Tae-yong selanjutnya beriringan bersama kemenangan atas Vietnam di laga itu. Penasaran histori apa sajakah yang dipatahkan oleh Timnas Indonesia kali ini? Mari kita simak!
1. Kemenangan Kandang Pertama atas Vietnam
Catatan histori pertama yang dipatahkan oleh Timnas Indonesia adalah kemenangan pertama di kandang selagi melawan Vietnam dalam 8 tahun. Menyadur Info yang ada di laman 11v11.com, Timnas Indonesia terakhir kali menang atas Vietnam terhadap 3 Desember 2016, dikala keduanya bertanding di babak semi final Piala AFF. Itu artinya, kemenangan terakhir yang diraih oleh Timnas Indonesia di kandang selagi bertarung lawan Vietnam, berjalan tidak cukup lebih di rentangan 8 tahun silam.
2. Kemenangan Pertama di Babak Kualifikasi Piala Dunia Fase Grup
Catatan histori kedua yang dipatahkan oleh Timnas Indonesia adalah kemenangan pertama di babak kualifikasi Piala Dunia fase kelompok dalam rentang 20 tahun terakhir. Laman rsssf.org melansir, kemenangan terakhir yang diraih oleh Indonesia di fase kelompok Kualifikasi Piala Dunia, berjalan terhadap 17 November 2004 silam, dikala Pasukan Garuda mengandaskan Turkmenistan bersama skor 3-1. Bisa dihitung berasal dari kemenangan terakhir di tahun 2004 itu terentang jarak 20 tahun sampai kemenangan kali ini.
3. Kemenangan Back to Back Pertama Lawan Vietnam
Dan rekor histori ketiga yang dipecahkan oleh Timnas Indonesia bersamaan kemenangan ini adalah, mereka sukses mencatatkan kemenangan back to back atas Vietnam yang terakhir kali mereka laksanakan dalam rentang selagi 30 tahun lalu.
Laman 11v11.com mencatat bahwa terakhir kali Timnas Indonesia menang dua kali betruntun atas Vietnam terhadap tahun 1993 lalu. Kemenangan pertama diraih terhadap 30 April 1993 di Kualifikasi Piala Asia, dan berlanjut di kemenangan kedua terhadap 9 Juni 1993 terhadap ajang Sea Games yang selagi itu masih menurunkan Timnas senior. Ternyata, dalam satu kemenangan tersebut, Timnas Indonesia juga memecahkan rekor histori yang sampai berumur 30 tahun ya!
Sedangkan tim Thomas Indonesia jadi tim bersama status juara bertahan, tercatat tim Thomas Indonesia udah 14 kali juara ajang bergengsi ini. Publik bulu tangkis Indonesia mewanti-wanti kepada skuad Thomas Indonesia untuk ulang membawa pulang piala Thomas ke tanah air.
Namun ulang membawa pulang piala Thomas ke pelukan Ibu Pertiwi tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh fokus perjuangan dan stimulan tinggi untuk sanggup mencapai permohonan tersebut. Pasalnya tim Thomas India bukanlah tim yang mudah dikalahkan. Berkaca terhadap rekam jejak permainan tim India selama perhelatan Thomas Cup 2022, Lakshya Sen dkk. jadi ancaman besar bagi depo 10k Anthony Sinisuka Ginting dkk.
Tidak cuma pengamat bulu tangkis, namun publik paham perihal itu. Tim Thomas Indonesia mesti berhati-hati dan tidak boleh berpikiran remeh lawan. “satu langkah lagi, jangan underestimate inget india histori baru masuk final pasti dia all out bikin final besok,” ungkap salah seorang netizen di Twitter. “Thomas cup final INA vs IND Defending champion vs the first time finale Generasi emas Indonesia vs generasi emas India Pabrik Ganda Putra vs Pabrik Tunggal Putra We’ll witness the magic of badminton. Badminton bloody hell. See you on Sunday,” ungkap netizen laiTetapkan gambar unggulannnya di Twitter.
“Tuan rumah thailand pasti support india, what the hell apalagi bisa saja semua peserta yg msh ada di stadion final nanti (malaysia, china n jepang) bakal jd supporter’nya india utk cetak sejarah. Indonesia kl tdk hati” n fokus bakal jd korban berikut,” ungkap netizen yang lain. “INA vs IND final yeah menarik menarik India bikin histori juga sanggup sampe final jadi mesti diwaspadai,” kata netizen lainnya.
Sejarah Kawasan Yogyakarta Masuk Koleksi Arsip Nasional
Pemerintah Kota Yogyakarta sedang mengusulkan registrasi arsip bermacam dokumentasi kawasan Kotabaru sebagai bagian memori kolektif bangsa (MKB) ke badan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kawasan Kotabaru Yogyakarta merupakan tempat cagar budaya yang di masa selanjutnya merupakan permukiman masyarakat Eropa. Sejumlah bangunan bergaya indis tetap terawat di kawasan yang terbentuk pada awal abad ke-20 itu.
Berkonsep garden city di sedang kota di masa silam, kawasan Kotabaru ditambah layanan prasarana komplit layaknya sekolah hingga tempat ibadah yang serupa tuanya bersama dengan pemukiman di tempat itu. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana menuturkan, Kotabaru dipilih sebab miliki banyak segi historis moment penting perjalanan histori bangsa dan Kota Yogyakarta dan juga menjadi kawasan cagar budaya.
“Registrasi dokumen histori kawasan Kotabaru ke arsip nasional ini untuk membangun basis knowledge dan mendorong peningkatan akses universal pada arsip warisan dokumenter kawasan itu,” kata Afia, Sabtu 12 Oktober 2024.
Menelusuri Arsip Kotabaru
Arsip-arsip terkait Kotabaru yang barangkali saat ini tetap tersebar di bermacam instansi baik pemerintah maupun organisasi lainnya dan perorangan mampu terselamatkan dari risiko musnah atau hilang. “Kami tetap melacak dan menelusuri arsip-arsip terkait tematik kawasan Kotabaru,” kata dia. Afia menyatakan MKB merupakan arsip dari histori perjalanan bangsa dan merupakan aset nasional yang melukiskan identitas dan jati diri bangsa. Register MKB menjadi daftar arsip yang dianggap negara.
Lembaga kearsipan Kota Yogyakarta merasa 2024 menggerakkan program registrasi arsip sebagai Memori Kolektif Bangsa bersama dengan tematik kawasan Kotabaru itu. “Arsip histori resmi kawasan Kotabaru mampu menjadi ilmu bagi masyarakat di semua Indonesia,” kata dia.
Sejarah Kotabaru
Kotabaru adalah kawasan cagar budaya dan dalam konteks historis menjadi saksi peristiwa-peristiwa penting dan histori Kota Yogyakarta. Pada masa kolonial, Kotabaru menjadi tonggak pencapaian besar pembangunan kawasan hunian modern. Pada masa Jepang, kawasn ini menjadi hunian dan kesibukan militer. Kotabaru terhitung menjadi saksi atas perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam menjaga https://www.kespeldenpasar.com/ kemerdekaan dalam moment Penyerbuan Kotabaru. Afi menjelaskan, Memori Kolektif Bangsa adalah sebuah deposit arsip yang berisi Info yang bermacam rupa.
Syarat untuk registrasi arsip sebagai MKB ini antara lain arsip yang bersama dengan bobot wawasan kebangsaan yang miliki signifikansi sejarah, wujud dan corak arsip. Termasuk miliki signifikansi sosial, spiritual, atau komunitas, arsip yang unik dan langka, arsip yang berintegritas, keadaan fisik arsip utuh dan mampu dipercaya, dan juga arsip yang autentik. Saat ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta tetap melacak dan menelusuri arsip-arsip terkait untuk MKB kawasan Kotabaru.
Dia menyebut sebagian arsip yang udah ada untuk menunjang MKB kawasan Kotabaru antara lain arsip berkenaan pembentukan kawasan Kotabaru di masa selanjutnya dan arsip tata letak kawasan Kotabaru yang miliki konsep perkotaan dan konsep taman di awal pembangunan. Selain itu arsip berkenaan moment di Kotabaru yang miliki nilai sebagai sebuah moment bersejarah bagi NKRI.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta terhitung mengumumkan pencarian daftar arsip terkait Kotabaru sebagai MKB yakni Surat Keputusan Walikotapraja Yogyakarta kira-kira th. 1964-1969 berkenaan penetapan nama Jalan Yos Sudarso di kira-kira Stadion Kridosono dan arsip terkait pembangunan jalan di kira-kira kawasan Kotabaru Kota Yogyakarta dari 1917 hingga sekarang.
Sejarah dan Budaya Pengging untuk Indonesia Tangguh
Pusat Studi Sejarah “Lontar Nusantara” bekerja serupa dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) Surakarta, menggelar acara Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging pada hari Minggu (13/2/2022). Acara ini bertempat di Padepokan Aji Tirta Wening Pengging, Boyolali, Jawa Tengah. Sesi Pertama materi acara sarasehan disampaikan oleh Dr. Kasori Mujahid (Direktur Lontar Nusantara) dengan menyita judul “Peran Pengging dalam Penyebaran Islam di Jawa”
Hadir dalam acara sarasehan ini di antaranya Dr. H. Abdul Kharis Al-Masyhari (Wakil Ketua Komisi I DPR RI), Prof. Djoko Suhardjanto (Dekan FEB UNS), Dr. Kasori Mujahid (Direktur Lontar Nusantara), Bopo Kanjeng Benny Hatmantoro (Senior Kurator Keris), para akademisi, praktisi dan pegiat budaya serta pemerhati peristiwa Jawa yang berdomisili di lokasi Solo dan sekitarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali peristiwa peradaban era lalu yang dulu berjaya di lokasi Pengging, serta mengulas peninggalannya yang berupa keris khas Pengging.
Acara dibuka secara langsung oleh Prof. Djoko Suhardjanto (Dekan FEB UNS sekaligus tuan rumah padepokan Aji Tirto Wening). Dalam sambutannya, ia memberikan rasa menerima kasih atas terselenggaranya acara Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging ini. Ia terhitung menghendaki acara ini mampu memberi tambahan kemanfataan serta spirit yang membangun serta mampu memberi tambahan kontribusi yang nyata bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya, Keynote Speaker Dr. H. Abdul Kharis Al Masyhari (Wakil Ketua Komisi I DPR RI berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) memberikan bahwa acara seperti ini benar-benar baik untuk mengingatkan lagi perihal peristiwa peradaban kejayaan era lalu yang dulu dicapai oleh Bangsa Indonesia, terlebih di lokasi Pengging ini. Spirit luar biasa yang ditunjukkan oleh para pendahulu itu wajib slotgacor kita gali lagi dan jadi tonggak bagi kita dimasa kini untuk mampu berkontrbusi membangun peradaban negeri yang lebih baik lagi bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam sarasehan kali ini yaitu, “Sarasehan Budaya Pengging Untuk Indonesia”
Acara ini dipandu oleh moderator Sugeng Riyanto, S.S (Pegiat Lontar Nusantara sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta). Acara berlangsung benar-benar dinamis, sebab bersamaan dengan paparan peristiwa Pengging ini dikaitkan dengan pengetahuan Geologi, yang mana mampu diketahui bahwa lokasi peristiwa peradaban era lalu, keliru satu di antaranya Pengging itu berada dalam garis jalan gunung berapi. Hal ini memberi tambahan banyak kemanfaatan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya, tetapi disisi lain terhitung tidak lepas berasal dari risiko bahaya yang mungkin ditimbulkannya terkecuali berlangsung letusan gunung berapi tersebut.
Acara sesi selanjutnya mengusung tema “Mbabar Kaweruh Keris Pengging” yang merupakan karya fenomenal peninggalan peradaban era Pengging dan jarang dijumpai selagi ini serta miliki keunikan tersendiri. Sesi acara “Mbabar Kaweruh Keris Pengging” disampaikan oleh Bopo Kanjeng Benny Hatmantoro yang dikenal sebagai kurator keris senior dan dipandu oleh moderator Dr. Suparjito (pegiat Komunitas Sutresna Tosan Aji “Nunggak Semi”).
Hadir pula dalam sesi kali ini kurator keris lainnya di antaranya Bopo Kanjeng Hery Suryo Wibowo dan Ki Empuk Eyup, apalagi ilmuwan yang pakar dalam pengetahuan forensik pun datang bersama, supaya sarasehan tambah menarik serta membuka kesempatan kajian untuk paham keaslian keris Tangguh Pengging berdasarkan pengetahuan forensik. Narasumber dan kurator yang datang mengulas Keris Tangguh Pengging yang tetap utuh sampai selagi ini.
Dalam sarasehan ini terhitung ditampilkan keris Tangguh Pengging punya Ki Ageng Budi Hartanto, yang ternyata miliki kemiripan dengan keris Tangguh Majapahit. Kiranya wajib banyak studi lebih lanjut untuk mampu membedakan dan paham secara komprehensif pengetahuan perihal keris dan tangguhnya. Paguyuban Sutresna Tosan Aji “Nunggak Semi” dengan slogannya “Bertauhid dan berbudaya” miliki agenda pembelajaran secara rutin dengan dengan komunitas “Lontar Nusantara”. Belajar peristiwa peradaban era lalu menyambut kejayaan peradaban era kini.